Majalengka Rawan Longsor: 19 Kecamatan Masuk Zona Bahaya Saat Musim Hujan

Posting Komentar

Majalengka Rawan Longsor 19 Kecamatan Masuk Zona Bahaya Saat Musim Hujan


MAJALENGKAUPDATE.COM, Majalengka – Belasan kecamatan di Kabupaten Majalengka dinyatakan sebagai daerah rawan bencana longsor dan pergerakan tanah, terutama saat musim hujan. 

Berdasarkan kajian risiko bencana yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka, sebanyak 19 dari total 26 kecamatan masuk dalam kategori rawan.

"Dari hasil kajian risiko bencana musim hujan, kami mencatat sebanyak 19 kecamatan yang rawan longsor dan pergerakan tanah," ungkap Rezza Permana, Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Majalengka, Kamis (21/11/2024), saat ditemui di Kantor BPBD Majalengka, Jalan Gerakan Koperasi.

Meski demikian, Rezza menekankan bahwa tidak semua wilayah di setiap kecamatan tersebut dinyatakan rawan. 

Dari hasil kajian, hanya 170 desa di 19 kecamatan tersebut yang masuk dalam zona rawan bencana hidrometeorologi.

"Di setiap kecamatan, ada yang seluruh desanya rawan, namun ada juga yang hanya satu hingga dua desa yang rawan bencana," tambahnya.

Wilayah Selatan Paling Terdampak

Mayoritas daerah rawan longsor berada di kawasan selatan Kabupaten Majalengka yang merupakan dataran tinggi. Karakteristik geografis Majalengka terbagi dua, yakni wilayah selatan yang berbukit dan wilayah utara yang datar.

Beberapa kecamatan yang paling rawan di antaranya Kecamatan Talaga, Cikijing, Cingambul, Malausma, Bantarujeg, dan Lemahsugih. Selain itu, Kecamatan Majalengka, Sindangwangi, serta Leuwimunding, yang sebagian wilayahnya berupa perbukitan, juga dinyatakan rentan terhadap longsor.

Rezza mencatat, daerah dengan risiko tertinggi termasuk Kecamatan Lemahsugih, Cikijing, Bantarujeg, dan Malausma, yang sering dilanda longsor pada tahun-tahun sebelumnya. 

"Kontur tanah yang berbukit serta lapisan tanah yang mudah bergerak menjadi penyebab utama kerawanan ini," jelasnya.

Kewaspadaan di Musim Hujan

BPBD Majalengka mengimbau warga, terutama di wilayah selatan dan perbukitan, untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan. 

Sosialisasi mitigasi bencana dan kesiapan logistik terus dilakukan guna meminimalkan dampak kerugian akibat longsor dan pergerakan tanah.

Masyarakat juga diharapkan melaporkan setiap tanda-tanda tanah bergerak atau retakan pada permukaan tanah, sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan sedini mungkin. 

Dengan langkah-langkah ini, BPBD berharap risiko korban jiwa dan kerugian materi dapat ditekan.***

Related Posts

Posting Komentar